BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Gigi adalah salah satu struktur keras yang termineralisasi yang tertanam di dalam proseus alveolaris rahang atas dan rahang bawah di dalam mulut (Ireland, 2014). Anatomi gigi adalah ilmu yang mempelajari tentang susunan/struktur dan bentuk/ konfigurasi gigi, hubungan antara gigi yang satu dengan gigi yang lain, dan hubungan antara gigi dengan jaringan sekitarnya (Wangidjaja, 2015).
Molar ketiga sering disebut geraham bungsu karena muncul
begitu lama setelah gigi-gigi lain bererupsi. Molar ketiga juga sering disebut wisdom tooth marena bererupsi pada usia
ketika seseorang dianggap sudah lebih bijak dibanding seorang anak. Periode
erupsi gigi ini normalnya antara usia 17 dan 25 tahun, meskipun dapat bererupsi
di atas 25 tahun atau tidak bererupsi sama sekali (Ireland, 2014). Molar ketiga merupakan gigi yang sering mengalami
impaksi. Impaksi merupakan suatu keadaan gagalnya erupsi gigi pada posisi
fungsional normal karena kekurangan ruangan pada rahang karena molar ketiga merupakan
gigi yang paling terakhir tumbuh ( Mustafa, 2015).
1.2
Rumusan Masalah
1.
Bagaimanakah struktur
umum molar ketiga ?
2.
Bagaimanakah bidang-bidang
permukaan pada molar ketiga ?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk
mengetahui struktur umum molar ketiga.
2. Untuk
mengetahui bidang-bidang permukaan pada molar ketiga.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
Struktur Umum Molar Ketiga
2.1.1 Molar Ketiga Rahang Atas
1.
Korona
Gigi ini merupakan molar yang paling kecil. Jika
dibandingkan dengan molar pada rahang atas yang lain gigi ini kurang
berkembang. Ada dua tipe garis oklusal untuk molar ketiga rahang atas. Garis
oklusal yang paling umum adalah tipe hearth-shape, sama dengan molar kedua rahang
atas tetapi lebih banyak alur pada oklusalnya. Pada tipe ini gigi hanya
mempunyai tiga cups, yaitu : mesiobuccal, distobuccal, dan mesiolingual cups
tanpa distolingual cups. Untuk tipe rhomboidal, gigi memiliki empat cups dengan
tambahan distolingual cups yang kecil dan tidak berfungsi. Untuk kedua tipe
oklusal ini, distobuccal cups lebih
pendek daripada mesiobuccal cups yang mana untuk membantu membedakan molar
ketiga rahang atas kanan dan kiri (Balogh, 2006).
Gambar garis oklusal pada molar
ketiga rahang atas
( Sumber : Balogh, 2006)
2.
Akar
Molar ketiga atas mempunyai tiga akar seperti molar
pada rahang atas lainnya. Sering kali akar-akar ini menyatu pada hampir atau
seluruh panjangnya. Semua akar pada molar ketiga juga kurang berkembang dan
lebih pendek daripada akar molar kedua. Akar distobuccal merupakan yang paling
kecil dan sering ditemukan terselip di bawah korona (Balogh, 2006).
3.
Pulpa
Ruang pulpa pada
gigi molar ketiga rahang atas bervariasi, ada yang memiliki satu ruangan pulpa
dengan tiga saluran pulpa. Kadang gigi ini memiliki satu saluran pulpa besar
jika akarnya menyatu (Balogh, 2006).
Gambar pulpa molar ketiga rahang atas
( Sumber : Balogh, 2006)
2.1.2 Molar Ketiga Rahang Bawah
1.
Mahkota
Mahkota molar ketiga rahang bawah bentuknya
bervariasi dan memiliki empat atau lima tonjolan. Jika dilihat dari mesial sisi
distalnya sangat runcing. Mahkota molar ketiga rahang atas ukurannya lebih
kecil daripada molar kedua. Garis oklusal pada mahkota sering berbentuk oval
daripada persegi panjang, walaupun bentuknya sering menyerupai molar kedua.
Kedua cups mesial lebih besar daripada kedua cups distal (Balogh, 2006).
2.
Akar
Molar ketiga rahang bawah biasanya mempunyai dua
akar yang menyatu, melengkung tidak beraturan, dan lebih pendek daripada molar
kedua. Akarnya biasanya memiliki proporsi lebih kecil daripada mahkota dan
memiliki puncak yang tajam (Balogh, 2006).
3.
Pulpa
Rongga pulpa
pada gigi molar ketiga rahang bawah biasanya sama dengan molar kedua dengan
empat tanduk pulpa dan dua atau tiga saluran pulpa (Balogh, 2016).
Gambar pulpa molar ketiga rahang atas
( Sumber : Balogh, 2006)
2.2 Bidang-bidang Permukaan pada Molar Ketiga
2.2.1 Molar ketiga Rahang Atas
1. Bukal
Pada pandangan
bukal korona molar ketiga lebih pendek servio-oklusal dan lebih sempit
mesiodistal. Akarnya menjadi satu dan berfungsi sebagai satu akar besar. Akar ini
lebih pendek serviko-apikal. Ujung-ujung akar yang menjadi satu meruncing pada
apeksnya, garis luar mesial dari akar membengkok ke distal, sehingga apeknya
terletak distal dari pusat korona (Wangidjaja, 2015).
Gambar permukaan bukal dari molar ketiga atas
Gambar permukaan bukal dari molar ketiga atas
(Sumber
: Nelson, 2014 )
Gambar
permukaan lingual dari molar ketiga atas
(Sumber
: Nelson, 2014 )
3.
Mesial
Pada permukaan
mesial akar-akarnya menjadi satu dan runcing. Bifurkasinya terletak pada bagian
1/3 apikal (Wangidjaja, 2015).
Gambar
permukaan mesial dari molar ketiga atas
(Sumber
: Nelson, 2014 )
4.
Distal
Gambar
permukaan distal dari molar ketiga atas
(Sumber
: Nelson, 2014 )
5.
Oklusal
Permukaan oklusal menunjukkan garis luar yang berbentuk jantung. Tonjol palatal besar dan bertumbuh baik. Garis luar daerah kontak kelain daerah yang hampir membundar. Pada permukaan ini hanya terdapat tiga tonjolan (Wangidjaja, 2015).
Permukaan oklusal menunjukkan garis luar yang berbentuk jantung. Tonjol palatal besar dan bertumbuh baik. Garis luar daerah kontak kelain daerah yang hampir membundar. Pada permukaan ini hanya terdapat tiga tonjolan (Wangidjaja, 2015).
2.2.2 Molar ketiga Rahang Bawah
1.
Bukal
Pada permukaan
bukal koronanya hampir sama panjangnya serviko-oklusal, tetapi lebih sempit
mesio-distal. Akar-akarnya menjadi satu, berfungsi sebagai satu akar dan lebih
pendek serviko-apikal, yang pada aspeknya terbagi 2 dengan 2 apeks yang nyata. Akar
gigi ini membengkok ke distal sehingga apeksnya terletak distal dari pusat
korona (Wangidjaja, 2015).
Gambar
permukaan bukal dari molar ketiga bawah
(Sumber
: Nelson, 2014 )
2.
Lingual
Pada permukaan lingual tidak terdapat variasi lain,
kecuali perbedaan yang sudah disebut pada permukaan bukal (Wangidjaja, 2015).
Gambar
permukaan lingual dari molar ketiga bawah
(Sumber
: Nelson, 2014 )
3.
Mesial
Pada bagian mesial akar bagian
distal tidak dapat dilihat. Perbedaan lain dari molar kedua adalah perbedaan
dalam ukurannya yaitu lebih kecil (Wangidjaja, 2015) .
Gambar
permukaan mesial dari molar ketiga bawah
(Sumber
: Nelson, 2014 )
4.
Distal
Pada permukaan distal garis luarnya
hampir sama dengan molar kedua. Koronanya lebih sempit bukolingual dan akarnya
lebih pendek daripada molar kedua (Wangidjaja, 2015).
Gambar
permukaan distal dari molar ketiga bawah
(Sumber
: Nelson, 2014 )
5.
Oklusal
Pada permukaan oklusal
koronanya lebih pendek mesiodistal dan lebih sempit bukolingual. Koronanya mengecil
ke arah distal dan sudut-sudutnya lebih bundar. Terlihat banyak alur tambahan
pada bagian oklusal (Wangidjaja, 2015).
Gambar permukaan oklusal pada molar ketiga bawah
(Sumber : Nelson, 2014)
(Sumber : Nelson, 2014)
BAB III
KESIMPULAN
Molar ketiga merupakan
gigi yang paling terakhir tumbuh. Gigi molar ketiga merupakan gigi yang mempunyai
banyak variasi dan anomali dalam bentuk dan posisi. Bagian mahkota dan akar
molar ketiga lebih pendek daripada gigi molar pertama dan kedua. Gigi molar
ketiga lebih kecil daripada molar lainnya dan pertumbuhannya tidak begitu baik.
Bidang-bidang permukaan molar ketiga bisa dilihat
dari aspek bukal, lingual, mesial, distal, dan oklusal.
REFERENSI
·
Balogh, M.B., Fehrenbach, M.J., 2006. Illustrated Dental Embryology, Histology and Anatomy. Missouri : Elsevier
Saunders.
·
Ireland, R.,
2014. Kamus Kedokteran Gigi. Jakarta : EGC.
· Mustafa A.B., 2015. Prevalence of impacted premolar teeth in
college of dentistry, King Khalid University, Abha, Kingdom of Saudi
Arabia. J Int Oral Health 2015;7(6):1‑3.
· Nelson, S.J., 2014.
Wheeler’s Dental Anatomy,
Physiology, and Occlusion, 10th Edition. Elsevier
Health Sciences.
·
Wangidjaja, I., 2015. Anatomi Gigi Ed. 4. Jakarta : EGC.