playlist 2

Minggu, 30 Oktober 2016

ANATOMI GIGI MOLAR KETIGA

BAB I
PENDAHULUAN

         1.1  Latar Belakang
Gigi adalah salah satu struktur keras yang termineralisasi yang tertanam di dalam proseus alveolaris rahang atas dan rahang bawah di dalam mulut (Ireland, 2014). Anatomi gigi adalah ilmu yang mempelajari tentang susunan/struktur dan bentuk/ konfigurasi gigi, hubungan antara gigi yang satu dengan gigi yang lain, dan hubungan antara gigi dengan jaringan sekitarnya (Wangidjaja, 2015).
Molar ketiga sering disebut geraham bungsu karena muncul begitu lama setelah gigi-gigi lain bererupsi. Molar ketiga juga sering disebut wisdom tooth marena bererupsi pada usia ketika seseorang dianggap sudah lebih bijak dibanding seorang anak. Periode erupsi gigi ini normalnya antara usia 17 dan 25 tahun, meskipun dapat bererupsi di atas 25 tahun atau tidak bererupsi sama sekali (Ireland, 2014). Molar ketiga merupakan gigi yang sering mengalami impaksi. Impaksi merupakan suatu keadaan gagalnya erupsi gigi pada posisi fungsional normal karena kekurangan ruangan pada rahang karena molar ketiga merupakan gigi yang paling terakhir tumbuh ( Mustafa, 2015).

1.2  Rumusan Masalah
1.      Bagaimanakah struktur umum molar ketiga ?
2.      Bagaimanakah bidang-bidang permukaan pada molar ketiga ?


           1.3  Tujuan Penulisan
1.      Untuk mengetahui struktur umum molar ketiga.
2.      Untuk mengetahui bidang-bidang permukaan pada molar ketiga.




BAB II
PEMBAHASAN


2.1 Struktur Umum Molar Ketiga
2.1.1 Molar Ketiga Rahang Atas
1.      Korona
Gigi ini merupakan molar yang paling kecil. Jika dibandingkan dengan molar pada rahang atas yang lain gigi ini kurang berkembang. Ada dua tipe garis oklusal untuk molar ketiga rahang atas. Garis oklusal yang paling umum adalah tipe hearth-shape, sama dengan molar kedua rahang atas tetapi lebih banyak alur pada oklusalnya. Pada tipe ini gigi hanya mempunyai tiga cups, yaitu : mesiobuccal, distobuccal, dan mesiolingual cups tanpa distolingual cups. Untuk tipe rhomboidal, gigi memiliki empat cups dengan tambahan distolingual cups yang kecil dan tidak berfungsi. Untuk kedua tipe oklusal  ini, distobuccal cups lebih pendek daripada mesiobuccal cups yang mana untuk membantu membedakan molar ketiga rahang atas kanan dan kiri (Balogh, 2006).

Gambar garis oklusal pada molar ketiga rahang atas
( Sumber : Balogh, 2006)
2.      Akar
Molar ketiga atas mempunyai tiga akar seperti molar pada rahang atas lainnya. Sering kali akar-akar ini menyatu pada hampir atau seluruh panjangnya. Semua akar pada molar ketiga juga kurang berkembang dan lebih pendek daripada akar molar kedua. Akar distobuccal merupakan yang paling kecil dan sering ditemukan terselip di bawah korona (Balogh, 2006).
3.      Pulpa
Ruang pulpa pada gigi molar ketiga rahang atas bervariasi, ada yang memiliki satu ruangan pulpa dengan tiga saluran pulpa. Kadang gigi ini memiliki satu saluran pulpa besar jika akarnya menyatu (Balogh, 2006).


Gambar pulpa  molar ketiga rahang atas
( Sumber : Balogh, 2006)

2.1.2 Molar Ketiga Rahang Bawah
1.      Mahkota
Mahkota molar ketiga rahang bawah bentuknya bervariasi dan memiliki empat atau lima tonjolan. Jika dilihat dari mesial sisi distalnya sangat runcing. Mahkota molar ketiga rahang atas ukurannya lebih kecil daripada molar kedua. Garis oklusal pada mahkota sering berbentuk oval daripada persegi panjang, walaupun bentuknya sering menyerupai molar kedua. Kedua cups mesial lebih besar daripada kedua cups distal (Balogh, 2006).
2.      Akar
Molar ketiga rahang bawah biasanya mempunyai dua akar yang menyatu, melengkung tidak beraturan, dan lebih pendek daripada molar kedua. Akarnya biasanya memiliki proporsi lebih kecil daripada mahkota dan memiliki puncak yang tajam (Balogh, 2006).
3.      Pulpa
Rongga pulpa pada gigi molar ketiga rahang bawah biasanya sama dengan molar kedua dengan empat tanduk pulpa dan dua atau tiga saluran pulpa (Balogh, 2016).

Gambar pulpa  molar ketiga rahang atas
( Sumber : Balogh, 2006)

 2.2 Bidang-bidang Permukaan pada Molar Ketiga
2.2.1  Molar ketiga Rahang Atas
1.      Bukal
Pada pandangan bukal korona molar ketiga lebih pendek servio-oklusal dan lebih sempit mesiodistal. Akarnya menjadi satu dan berfungsi sebagai satu akar besar. Akar ini lebih pendek serviko-apikal. Ujung-ujung akar yang menjadi satu meruncing pada apeksnya, garis luar mesial dari akar membengkok ke distal, sehingga apeknya terletak distal dari pusat korona (Wangidjaja, 2015).
                         

                       Gambar permukaan bukal dari molar ketiga atas
                                                                (Sumber : Nelson, 2014 )
2.      Lingual  
               Pada permukaan lingual hanya terdapat satu tonjolan lingual, sehingga tidak ada alur lingual (Wangidjaja, 2015).  
                                                           

                    Gambar permukaan lingual dari molar ketiga atas
           (Sumber : Nelson, 2014 )
3.      Mesial
Pada permukaan mesial akar-akarnya menjadi satu dan runcing. Bifurkasinya terletak pada bagian 1/3 apikal (Wangidjaja, 2015).
                                           

      Gambar permukaan mesial dari molar ketiga atas
  (Sumber : Nelson, 2014 )
4.      Distal
Pada permukaan distal sebagian permukaan bukal dan permukaan oklusal terlihat (Wangidjaja, 2015).
           

                                            Gambar permukaan distal dari molar ketiga atas
                                       (Sumber : Nelson, 2014 )
5.      Oklusal
           Permukaan oklusal menunjukkan garis luar yang berbentuk jantung. Tonjol palatal besar dan bertumbuh baik. Garis luar daerah kontak kelain daerah yang hampir membundar. Pada permukaan ini hanya terdapat tiga tonjolan (Wangidjaja, 2015).
Gambar permukaan oklusal molar ketiga rahang atas
(Sumber : Nelson, 2014)

                                           
2.2.2  Molar ketiga Rahang Bawah
1.      Bukal
Pada permukaan bukal koronanya hampir sama panjangnya serviko-oklusal, tetapi lebih sempit mesio-distal. Akar-akarnya menjadi satu, berfungsi sebagai satu akar dan lebih pendek serviko-apikal, yang pada aspeknya terbagi 2 dengan 2 apeks yang nyata. Akar gigi ini membengkok ke distal sehingga apeksnya terletak distal dari pusat korona (Wangidjaja, 2015).

                             Gambar permukaan bukal dari molar ketiga bawah
                          (Sumber : Nelson, 2014 )
2.      Lingual
Pada permukaan lingual tidak terdapat variasi lain, kecuali perbedaan yang sudah disebut pada permukaan bukal (Wangidjaja, 2015).

                     Gambar permukaan lingual dari molar ketiga bawah
                 (Sumber : Nelson, 2014 )
3.      Mesial
Pada bagian mesial akar bagian distal tidak dapat dilihat. Perbedaan lain dari molar kedua adalah perbedaan dalam ukurannya yaitu lebih kecil (Wangidjaja, 2015) .

                    
                                           Gambar permukaan mesial dari molar ketiga bawah
                             (Sumber : Nelson, 2014 )
4.      Distal
Pada permukaan distal garis luarnya hampir sama dengan molar kedua. Koronanya lebih sempit bukolingual dan akarnya lebih pendek daripada molar kedua (Wangidjaja, 2015).

  
                               Gambar permukaan distal dari molar ketiga bawah
                 (Sumber : Nelson, 2014 )
5.  Oklusal
                        Pada permukaan oklusal koronanya lebih pendek mesiodistal dan lebih sempit bukolingual. Koronanya mengecil ke arah distal dan sudut-sudutnya lebih bundar. Terlihat banyak alur tambahan pada bagian oklusal (Wangidjaja, 2015).
                                Gambar permukaan oklusal pada molar ketiga bawah
                               (Sumber : Nelson, 2014)



BAB III
KESIMPULAN

            3.1 Kesimpulan
           Molar ketiga merupakan gigi yang paling terakhir tumbuh. Gigi molar ketiga merupakan gigi yang mempunyai banyak variasi dan anomali dalam bentuk dan posisi. Bagian mahkota dan akar molar ketiga lebih pendek daripada gigi molar pertama dan kedua. Gigi molar ketiga lebih kecil daripada molar lainnya dan pertumbuhannya tidak begitu baik.
Bidang-bidang permukaan molar ketiga bisa dilihat dari aspek bukal, lingual, mesial, distal, dan oklusal.







REFERENSI
·         Balogh, M.B., Fehrenbach, M.J., 2006. Illustrated Dental Embryology, Histology and Anatomy. Missouri : Elsevier Saunders.
·         Ireland, R., 2014. Kamus Kedokteran Gigi. Jakarta : EGC.
·    Mustafa A.B., 2015. Prevalence of impacted premolar teeth in college of dentistry, King Khalid University, Abha, Kingdom of Saudi Arabia. J Int Oral Health 2015;7(6):1‑3.
·   Nelson, S.J., 2014. Wheeler’s Dental Anatomy, Physiology, and Occlusion, 10th Edition. Elsevier Health Sciences.
·         Wangidjaja, I., 2015. Anatomi Gigi Ed. 4. Jakarta : EGC.